Curnak Telah Meresakan Warga Kaur, Eep Kinal Minta Polisi Tangani Serius.
3 min readKAUR, || KHABAR PUBLIK.COM — Maraknya Pencurian Ternak (Curnak) yang terjadi hampir di seluruh wilayah Kabupaten Kaur mengundang perhatian serius oleh masyarakat. Seperti Efsan Sumarli Warga Kecamatan Kinal yang tidak lain merupakan Ketua Organisasi Pers. Asosiasi Pengusaha Pers Indonesia (APPI) Kabupaten Kaur.
Epsan Sumarli mengatakan sangat prihatin terkait maraknya pencurian ternak yang semakin merajalela di Kabupaten Kaur.
“Seperti belum lama ini di kecamatan Kinal bahkan ada dalam semalam mereka (kawanan Curnak Red) sampai beraksi di tiga Tempat Kejadian Perkara (TKP). Eep kinal menekankan pentingnya perhatian serius dari aparat penegak hukum mulai dari Polsek, Polres, hingga Polda,” tandas Eef Rabu 15/05/2024.
Pencurian ternak (Curnak) bukan saja di kecamatan Kinal, ada juga di kecamatan Tanjung Kemuning, Kelam Tengah, modus operandi kawanan pencuri tersebut dengan memutilasi hewan ternak dan hanya menyisakan bagian perutnya
Epsan Sumarli yang Akrap di Sapa Eep Kinal tersebut berharap para Kepala Desa (Kades) dan camat untuk lebih aktif dalam menjaga keamanan desa. Ia mengusulkan agar Linmas (Perlindungan Masyarakat) dan pos jaga di setiap desa diaktifkan kembali, bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk meningkatkan kewaspadaan.
Sambung Eep, ia juga meminta aparat penegak hukum untuk bertindak tegas dan terukur dalam mengungkap jaringan pencuri ternak ini. Berdasarkan pantauan masyarakat, para pencuri menggunakan racun yang dimasukkan ke dalam buah pisang dan disebarkan di sekitar hewan ternak.
“Mereka juga diketahui menggunakan kendaraan seperti minibus jenis Kijang dan Avanza, bahkan ada yang menggunakan mobil pick-up, dan beraksi pada malam hari antara pukul 02.00 hingga 04.00 WIB dini hari,” ujarnya.
Sementara itu tokoh masyarakat kaur Drs. H. Abdi Hartawan, MM., menyampaikan keprihatinannya terkait maraknya kasus pencurian ternak di Kecamatan Kelam Tengah. Ditemukan dua ekor sapi hanya tersisa bagian perutnya, sedangkan dua ekor lainnya diduga mati setelah memakan sisa pisang yang telah diracun.
“Malam tadi ternak lain memakan pisang yang tersisa, dan pagi tadi satu ekor sapi milik Pak Muh, ayah dari Kades Rigangan 3, serta satu ekor lagi milik Buyung Basik asal Rigangan 3 ditemukan mati. Sedangkan pemilik dua ekor sapi yang hanya tersisa perutnya belum dapat diidentifikasi karena kondisi hanya tinggal perutnya saja,” ungkap Abdi Hartawan saat dikonfirmasi awak media ini via telepon.
Abdi Hartawan menambahkan bahwa sejak pasca lebaran Idul Fitri, telah terjadi serangkaian kasus kehilangan belasan ekor sapi di Kecamatan Kelam Tengah, khususnya di desa Rigangan. Kejadian-kejadian ini semakin menimbulkan keresahan di kalangan peternak sapi dan masyarakat setempat.
Abdi Hartawan berharap pihak berwenang meningkatkan pelayanan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). “Kami masyarakat siap untuk bergandengan tangan dalam pengamanan usaha ternak dan sektor keamanan lainnya,” tegasnya. Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap pencurian Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang marak terjadi di perkebunan petani.
Menurut Abdi Hartawan, solusi yang efektif untuk menanggulangi masalah ini adalah adanya gerakan masif dan sinergi antara berbagai pihak, termasuk Polisi, TNI, Camat, Kepala Desa, serta masyarakat setempat. “Jika ada gerakan masif antara Polisi, TNI, Camat, dan Kepala Desa serta masyarakat (stakeholder), maka kejahatan akan dapat diperkecil ruang geraknya,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Selain itu, Abdi Hartawan juga menekankan pentingnya dukungan dari jurnalis dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Ia percaya bahwa dengan kerja sama yang baik dan dukungan dari semua pihak, keamanan dan ketertiban di Bumi Se ‘Ase Seijean dapat tercapai. “Insya Allah,” Ucapnya dengan penuh harap.
(**)